About

  • thumb
  • thumb
  • thumb
  • thumb
  • thumb
  • thumb
  • thumb
  • thumb
  • thumb
  • thumb
Minggu, 12 Oktober 2014

Ejaan dan Ucapan



UCAPAN DAN EJAAN

A. Ucapan

- Bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua bagi para penuturnya.
- Bahasa daerah banyak mempengaruhi bahasa Indonesia yang digunakan oleh para penuturnya.
- Bahasa daerah yang mempengaruhi bahasa Indonesia menjadi ciri khas masing-masing pada penuturnya.


B. Ejaan

- Ejaan Soewandi atau ejaan Republik(19 maret 1947) dipergunakan dalam penulisan sebelum ejaan diumumkan.
- Ejaan Van Ophuysen yang ketentuannya dimuat dalam Kitab Logat Melajoe yang disusun dengan bantuan Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’Mur dan Muhammad Taib Soetan Ibrahim(1901).
- Sebelum ejaan Van Ophuysen berlaku dalam tulis menulis  dalam bahasa Melayu, digunakan huruf   2 Jawi atau Arab Melayu dan juga dengan huruf Latin dengan ejaan yang tidak teratur.

Penulisan Huruf

1. Penulisan Huruf Kapital

- Penulisan huruf capital digunakan dalam mengawali kalimat yang baru.
- Juga digunakan sebagai huruf awal pada penulisan nama diri.
- Huruf kapital juga dipakai sebagai huruf pertama yang berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab suci. Contoh : "Dia pasti mengampuni dosa setiap hamba-Nya”,Hanya Dia yang patut disembah"
- Huruf kapital digunakan juga sebagai penulisan nama diri, gelar kehormatan, keturunan, atau kagamaan.
Contoh:  Nabi Muhammad, Haji Bambang, Sultan Hasanudin.
- Nama jabatan juga ditulis diawal dengan huruf capital. Contoh : Gubernur Sumatera Utara,Rektor Universitas Negeri Jakarta.
- Tetapi nama diri yang kemudian menjadi nama jenis, tidak perlu ditulis dengan huruf kapital. 

2. Huruf Tebal dan huruf Miring

- Huruf tebal atau huruf miring digunakan pada judul buku atau  nama majalah, harus ditulis dengan huruf tebal. Contoh : Tata Bahasa yang Baik Digunakan.
- Namun apabila ditulis dengan tangan kata-kata yang merupakan judul buku ini harus diberi garis bawah.
- Judul naskah yang belum diterbitkan sebagai buku seperti  naskah skripsi, tesis, atau disertai cukup ditulis dalam tanda petik (“___”). Contoh:  “Perkembangan Komputer“
- Judul karangan yang dimuat dalam  majalah atau dalam buku kumpulan karangan, atau judul satu bab dari suatu buku yang harus ditulis dengan huruf miring, kalau diketik atau ditulis tangan di antara tanda petik. Contoh: Karangan Mamat Abdurahman  yang berjudul “Komputer dan Generasinya”.
- Huruf miring juga dipergunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan kata, bagian kata atau kelompok kata. Contoh:  Huruf pertama kata silat adalah s.
- Huruf miring juga digunakan untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan
Asing. Contoh:  Nama ilmiah Padi ialah oriza sativa.

3. Penulisan Partikel dan Awalan

- Dalam menulis kata-kata sesuai dengan EYD perlu diperhatikan penulisan kata atau partikel yang dirangkaikan dan yang tidak dirangkaikan.
- Ada kata atau awalan yang harus ditulis serangkai, yaitu adi- misalnya pada adidaya, adikuasa, adimarga, adibusana.
- Ada juga yang tidak di rangkaikan seperti Maha Pemberi, Maha Melihat, Maha Mendengar.

4. Penulisan Bilangan

- Pada bilangan ada yang harus ditulis dengan angka, ada yang harus ditulis dengan huruf.
- Pada Bilangan yang menunjukkan jumlah dari satu sampai sembilan ditulis dengan huruf. Contoh : “tiga juta lima ratus ribu rupiah”.
- Pada penulisan jumlah, ukuran dan timbangan itu di gunakan juga tanda titik dan koma.
- Untuk menyatakan jam, misalnya pukul setengah tiga, tanda titik itu ditaruh antara jam dan menit. Contoh: 12 jam dua puluh menit lima belas detik ditulis 12.20.15.
- Pada bilangan tingkat dapat dinyatakan dengan huruf, dengan angka, dan dengan huruf dan angka. Contoh : kesepuluh atau ke-10 atau X.
- Namun dalam penulisan kuitansi atau surat-surat yg mempunyai kekuatan hukum jumlah yang ditulis dengan angka masih disertai jumlah yang ditulis dengan huruf yang ditulis di antara tanda kurung.

5. Tanda Baca

Ada bermacam-macam tanda baca/pungtuasi, seperti titik (.), koma (,), titik koma (;), titik dua (: ), dan petik (“..”).

 a) TANDA TITIK (.)
- Tanda titik digunakan sebagai tanda baca untuk menandai berakhirnya kalimat.
- Tanda baca titik juga digunakan sesudah nomor bab atau subbab atau bagian dari subbab.
- Singkatan dengan huruf kapital yang merupakan gelar yang diletakkan di belakang nama tetap menggunakan titik di belakang tanda koma tersebut. Contoh : Contoh: Ir. Soekarno, Wahyu Ramadhan ST. MT.
- Tanda titik juga digunakan  dalam penulisan daftar pustaka yang rujukannya menggunakan sistem rujukan tahun dan halaman. Contoh: Ahmad Ali, Bambang Gunawan. 1949. Matematika Dasar Dua.
Jombang: Pustaka Rakyat.                                          

b) TANDA KOMA (,)
- Tanda koma digunakan sebagai penanda adanya jeda atau kesenyapan antara
dalam suatu kalimat.
- Juga digunakan untuk membatasi bagian-bagian kalimat yang sudah mengandung koma.
- Digunakan juga untuk memisahkan kalimat-kalimat dalam suatu perincian.
- Dalam surat-surat keputusan tanda titik koma banyak digunakan untuk membatasi kalimat-kalimat yang merupakan bagian dari konsideransi dan bagian dari isi putusan itu sendiri.
Contoh : “Kemarin dia sakit,tetapi sekarang sudah sembuh”,”Disana ada Budi,Irma,dan Armi”.
Tanda koma juga digunakan dalam kalimat majemuk yang anak kalimatnya mendahului induk kalimatnya. Contoh:  Meskipun hujan, ia pergi juga ke kampus.
- Tanda koma digunakan juga untuk memisahkan dua kalimat yang setara yang dihubungkan dengan kata  tetapi, atau, melainkan. Contoh: Orang itu miskin, tetapi kikir.


c) TITIK KOMA (;)
Tanda titik koma digunakan sebagai pemisah bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh : Semua karyawan bersepatu hitam; tidak ada karyawan yang bersepatu putih.
- Tanda titik koma juga digunakan untuk membatasi bagian-bagian kalimat yang sudah mengandung koma.
Contoh: Di toko swalayan itu Ayah membeli coklat,tepung,dan minyak ; Maman membeli buku,pulpen,dan penggaris; sedangkan Wati membeli kecap, telur, dan garam.
- Tanda titik koma digunakan juga untuk memisahkan kalimat-kalimat dalam suatu perincian.
Contoh:  Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih  yang     sebesar- besarnya kepada:
1.  Bapak DR. Bambang Gunawan  dan Ibu Isoh Sukaesah SE. MM sebagai
pembimbing 1 dan pembimbing 2, yang dengan penuh kesabaran telah
memberikan petunjuk dan nasihat-nasihatnya;

d) TITIK DUA (:)
- Tanda titik dua digunakan sebagai  akhir suatu pernyataan yang lengkap dan diikuti oleh rangkaian atau perincian. Contoh : Perusahaan itu membutuhkan dua lulusan sarjana,yaitu : Sarjana Teknik dan Sarjana Ekonomi.
- Titik dua juga digunakan pada kata-kata misalnya, contohnya, dan sebagai berikut yang diikuti perinciaan.
-  Tanda titik dua juga digunakan untuk pemerian yang berbentuk formula, misalnya pemerian suatu organisasi.
- Juga dalam surat- surat undangan yang menyebutkan hari/tanggal, pukul, tempat, dan cara dalam bentuk  formula.
- Digunakan untuk membatasi judul karangan dengan subjudulnya, di antara surat dan ayat dalam kitab suci, diantara tahun dan halaman dalam rujukan kurung antara nama kota dan nama penerbit dalam daftar pustaka.

e) TANDA PETIK (“- “ )
- Digunakan dengan tanda petik dalam tulisan atau ketikan biasanya dicetak dengan huruf miring.
- Dalam karangan tercetak tanda petik juga digunakan untuk menandai kata-kata yang tidak
digunakan dalam arti yang sebenarnya. Contoh : Itu dia “pahlawan” kita yang sebenarnya.

f) TANDA HUBUNG (-)
- Tanda hubung digunakan sebagai penghubung kata-kata yang diulang seperti jari-jari , sayur-sayuran, kuda-kudaan.
- Digunakan apabila huruf-huruf dirangkaikan dengan bilangan, huruf kecil, atau huruf kecil yang dirangkaikan dengan huruf kapital.
- Tanda hubung juga digunakan untuk membatasi tanggal, bulan, dan tahun apabila semuanya ditulis dengan angka. Contoh 23-11-2012.
- Tanda hubung juga digunakan untuk menghubungkan awalan atau akhiran dalam bahasa Indonesia yang dirangkaikan dengan kata dasar asing. Contoh: Di-smash , pen-tackle-an.
- Tanda hubung juga digunakan untuk mendai hubungan kata-kata dalam kelompok kata agar tidak menimbulkan tafsiran yang tidak dikehendaki. Contoh: Istri dosen yang kikir itu.

 6. TANDA-TANDA BACA YANG LAIN 
Tanda–tanda baca yang lain ialah :

A. Tanda pisah (-)
- Digunakan sebagai pemisah  kata-kata. Contoh : 2008-2019.

B. Tanda elipsis (…)
- Digunakan sebagai penanda tuturan yang terputus-putus. Contoh : Kalau engkau tidak bisa ….yah…, biarlah saya dengan yang lain saja.
- Digunakan dalam suatu kutipan menunjukan bahwa ada kata-kata yang tidak dikutip dalam kutipan tersebut. Contoh : “Atom ialah … bentuk partikel yang terkecil”.

C. Tanda Tanya (?)
- Digunakan untuk kalimat tanya dan diletakan di akhir kalimat. Contoh :  Di mana kamu tinggal?
- Tanda tanya yang ditaruh di antara tanda kurung digunakan untuk menyatakan keragu-raguan atau kesangsian. Contoh :  Ia beragama Islam (?)

D. Tanda seru  (!)
- Tanda seru digunakan sebagai penanda seruan/perintah/panggilan.
Contoh : Cepat tutup pintu ! , Jangan menyontek !

E. Tanda kurung  ( )
- Tanda kurung digunakan untuk mengapit penjelasan atau keterangan. Contoh : keterangan ini (lihat tabel 15) menunjukan perkembangan teknologi yang terjadi di Indonesia.
- Tanda kurung juga  digunakan sebagai pengapit keterangan atau penjelasan yang bukan merupakan bagian yang pokok dari pembicaraan.
- Tanda kurung juga digunakan sebagai pengapit angka atau huruf yang memerinci keterangan.

F. Tanda kurung siku ([ ])
- Tanda kurung siku digunakan sebagai  tanda koreksi bahwa dalam naskah itu terdapat huruf , kata, atau kelompok kata yang ditulis di antara tanda kurung siku tersebut. Contoh:  Dia Men[d]engar alunan lagu.
- Tanda kurung siku juga digunakan sebagai pemberi tanda kurung di dalam bagian kalimat yang sudah menggunakan tanda kurung. Contoh:  Persamaan Windows dengan Linux (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab 16 [lihat halaman 77 –80] tidak dibicarakan ) perlu di bentangkan di sini.

G. Tanda garis miring (/)
- Tanda garis miring digunakan dalam penulisan penomoran surat. Contoh;  NO :12/KTA128/k/77
- Tanda garis miring juga digunakan untuk menunjukkan tahun anggaran atau tahun kuliah. Contoh :  2014/2015
- Garis miring berarti juga tiap-tiap atau per. Contoh : Rp1000/orang.

H. Tanda penyingkat/apostrof  (‘)
- Digunakan untuk menunjukan adanya bagian–bagian yang dilesapkan. Contoh :  Rumah yang megah ‘kan ku hancurkan (kan=akan)
           Bencana ‘lah tiba (‘lah=telah)
                   Februari’05 (‘05=2005)

0 komentar:

Posting Komentar